•   Beranda
  •   PROFIL
    • SEJARAH
    • TUPOKSI
    • VISI DAN MISI
    • PROFIL PEJABAT
  •   LAYANAN
    • VAKSINASI MENINGITIS
    • SURAT LAIK TERBANG
    • SURAT IJIN ANGKUT JENAZAH
    • VAKSINASI YELLOW FEVER
  •   STANDAR PELAYANAN PUBLIK
    • SPP PENERBITAN ICV
    • SPP PENERBITAN SURAT KETERANGAN OMKABA
    • SPP PENERBITAN SERTIFIKAT HAPUS SERANGGA DI PESAWAT
    • SPP PELAYANAN VAKSINASI INTERNASIONAL
    • SPP PELAYANAN SURAT LAYAK TERBANG
    • SPP PELAYANAN SUAT IJIN ANGKUT JENAZAH
    • SPP PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN/COUNTER
    • SPP PENERBITAN REKOMENDASI OPERASIONAL PEST CONTROL
    • SPP PENERBITAN REKOMENDASI HYGIENE SANITASI JASA BOGA C
    • SPP PENERBITAN SERTIFIKAT AIR MINUM UNTUK PESAWAT
    • SPP PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN SERTIFIKAT P3K PESAWAT
    • SPP PENERBITAN SERTIFIKAT SANITASI PESAWAT
  •   GALERI
    • GALERI FOTO
    • GALERI VIDEO
  •   UNDUH
  •   PPID
  •   APLIKASI
  •   KONTAK
    • KKP SOEKARNO HATTA
    • KKP WILKER HALIM PERDANAKUSUMA
Indonesia English
Selamat Datang di Website Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Soekarno Hatta ~ KKP SOETTA SIAP MENUJU SATKER WBK/WBBM ~ KKP SOETTA MELAYANI DENGAN MANIS, Mantap - Antusias - Niat Ikhlas - dan Semangat
SEJARAH

Sejarah Perkembangan Karantina di Dunia

Karantina berasal dan kata ‘QUADRAGINTA (latin)” yang artinya 40. Dahulu semua penderita diisolasi selama 40 hari. Pada tahun 1348 lebih dari 60 juta orang penduduk dunia meninggal karena penyakit “Pes” (Black Death). Pada tahun 1348 Pelabuhan Venesia sebagai salah satu pelabuhan yang terbesar di Eropa melakukan upaya KARANTINA dengan cara menolak masuknya kapal yang datang dan daerah terjangkit Pes serta terhadap kapal yang dicurigai terjangkit penyakit Pes (PLAGUE).
Pada tahun 1377 di Roguasa dibuat suatu peraturan bahwa penumpang dari daeah terjangkit penyakit pes harus tinggal di suatu tempat diluar pelabuhan dan tinggal di sana selama 2 bulan supaya bebas dari penyakit. Itulah sejarah tindakan karantina dalam bentuk isolasi pertama kali dilakukan terhadap manusia. Pada tahun 1383 di Marseille, Perancis, ditetapkan UU Karantina yang pertama dan didirikan Station Karantina yang pertama.

Atas Inisiatif Ahli Kesehatan telah terlaksana diplomasi penyakit infeksi secara intensif dan kerjasama multilateral kesehatan masyarakat yang menghasilkan  International Sanitary Conference, Paris 1851 dikenal sebagai ISR 1851. Kemudian pada tahun 1969 WHO mengubah ISR menjadi International Health Regulations (IHR)

 

Sejarah Perkembangan Karantina di Indonesia

Di Indonesia sendiri pada tahun 1911, Pes masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pada saat itu Indonesia masih hidup dalam zaman kolonial Belanda. Regulasi yang diberlakukan adalah Quarantine Ordonanti (Staatsblad Nomor 277 tahun 1911). Dalam perjalanan sejarahnya Quarantine Ordonanti (Staatsblad Nomor 277 tahun 1911) telah berulang kali dirubah. Penanganan kesehatan di pelabuhan di laksanakan oleh HAVEN ARTS (Dokter Pelabuhan) dibawah HAVEN MASTER (Syahbandar). Saat itu di Indonesia hanya ada 2 Haven Arts yaitu di Pulau Rubiah di Sabang & Pulau Onrust di Teluk Jakarta


Periode Pelabuhan Karantina

Pada masa Kemerdekaan, sekitar tahun 1949/1950 Pemerintah RI membentuk 5 Pelabuhan Karantina, yaitu Pelabuhan Karantina Kelas I  Tanjung Priok dan Sabang, Pelabuhan Karantina Kelas II  Surabaya dan Semarang serta Pelabuhan Karantina Kelas III  Cilacap. Pada tahun 1959, Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 1959 tentang Penyakit Karantina, selanjutnya terlahirlah UU No 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut dan UU nomor 2 TAHUN 1962 tentang Karantina Udara.


Periode DKPL (Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut) dan DKPU (Dinas Kesehatan Pelabuhan Udara)

Pada tahun 1970, terbit SK Menkes No.1025/DD/Menkes, tentang pembentukan Dinas Kesehatan Pelabuhan Laut (DKPL) sebanyak 60 DKPL & Dinas Kesehatan Pelabuhan Udara (DKPU) sebanyak 12 DKPU.


Periode KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

SK Menkes Nomor 147/Menkes/IV/78, DKPL dan DKPU dilebur menjadi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan pembinaan teknisnya berada dibawah Bidang Desenban Kantor Wilayah Depkes dimana pimpinan KKP adalah Eselon III B.


Periode KKP sebagai UPT Dirjen PP & PL Depkes RI

Sejak penerapan Undang-Undang Otonomi Daerah, otoritas kesehatan ditingkat provinsi yang bernama Kanwil Depkes harus dilebur kedalam struktur Dinas Kesehatan Provinsi. Peraturan Pemerintah tentang Pembagian Kewenangan mengamanatkan bahwa Kekarantinaan sebagai wewenang pemerintah pusat. Tahun 2004 terbit SK Menkes No 265/Menkes/SK/III/2004 tentang Organisasi & Tata Kerja KKP yang baru.

7 March 2018   post by : admin
Link Layanan
Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) COP Bandara Soekarno-Hatta Pendaftaran Vaksinasi Online SIMKESPEL Laporan Gratifikasi
Profil Pejabat
Naning Nugrahini, SKM, MKM
Kepala Kantor
Ir. Ade Sutrisno, M.Kes
Koordinator Tata Usaha
Sutjipto, SKM, MM
Koordinator Pengendalian Risiko Lingkungan
dr. Tunggul Birowo, MH
Koordinator Pengendalian Karantina & Surveilans Epidemiologi
SUKAMTO, S.T., M.Kes
Koordinator Upaya Kesehatan Lintas Wilayah
Dewi Febriani, SKM, MKM
Kepala Subbagian Administrasi Umum
Foto Terbaru
Video Terbaru
Your browser does not support the video element.
Link Terkait
  • BBTKLPP SURABAYA
  • KKP MATARAM
  • KKP BANJARMASIN
  • KKP DENPASAR
  • KKP PONTIANAK
  • KKP BALIKPAPAN
  • Jaminan Kesehatan Nasional
  • Badan PPSDM Kesehatan
  • Litbang Kemkes
  • Pusat Kesehatan Haji
  • Kementerian Kesehatan
KONTAK
KKP SOEKARNO HATTA
  • Alamat : Area Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta, Kode Pos 19120
  • Telpon : 021-5507989, 021-5506068
  • Email : kkp.soekarnohatta@yahoo.co.id
KKP WILKER HALIM PERDANAKUSUMA
  • Alamat : Jalan Jengki No 8 RT 8 RW 2 Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makassar, Cililitan Jakarta Timur
  • Telpon : 021-80899313
  • Email : kkp.soekarnohatta@yahoo.co.id
Copyright © 2018 www.kkpsoetta.com

Link Layanan

Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) COP Bandara Soekarno-Hatta Pendaftaran Vaksinasi Online SIMKESPEL Laporan Gratifikasi Whistleblowing System